Dosa- Dosa ....

Di tengah kerumunan murid-muridnya, seorang sufi terisak menangis. Ia pedih melihat kenyataan hidup yang mulai semrawut. Antara halal dan haram mulai berbaur tidak jelas. ''Dosa-dosa sedang merata di mana-mana, ibarat air hujan yang turun deras dari langit, lalu tumpah di muka bumi. Tak seorang pun bisa mengelak dari kungkungan dosa-dosa itu, tak terkecuali orang saleh sekali pun,'' demikian paparnya.

Seorang murid bertanya, ''Lalu apa jalan keluarnya, wahai Guru?'' ''Perbanyaklah mukaffarat al-dzunub (pelebur dosa)!'' jawab sang guru singkat. Umumnya ulama membagi dosa menjadi dua: dosa besar (kaba-ir) dan dosa kecil (shaga-ir).

Dosa apapun, besar atau kecil, akan menumpulkan hati, sehingga pelakunya makin jauh dari sisi Tuhan dan terseret ke dalam murka-Nya. Memang setiap anak Adam berpotensi pendosa (khattha'). Tetapi sebaik-baik pendosa adalah yang mau tobat (tawwab). Demikian penjelasan oleh Nabi SAW.

Allah yang Maha Penyayang telah membentangkan jalan-jalan bagi penghapusan dosa. Dosa besar -- sepanjang tidak menyangkut hak-hak sesama manusia -- akan diampuni dengan syarat tobat. Seperti disabdakan Nabi SAW, ''Andaikan dosa-dosa seseorang menumpuk setinggi langit, lalu ia bertobat kepada Allah, niscaya akan diterima tobatnya.'' Malaikat pencatat amal konon dibuat lupa di hadapan Allah akan dosa-dosa orang yang bertobat.

Nabi Muhammad SAW memberi contoh bagaimana sebuah tindakan kebaikan dapat mengikis dosa. 
Beliau bertanya kepada para sahabatnya, ''Jika ada sungai mengalir di muka rumah, lalu penghuninya mandi lima kali sehari, masihkah tersisa sedikit kotoran dari tubuhnya?''

Mereka menjawab, ''Tak akan ada sedikit pun.'' 
Lalu kata Nabi SAW, ''Pula salat lima waktu dapat menghapus dosa-dosa.'' Sebagaimana salat lima waktu, salat Jumat ke Jumat dan puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah pelebur dosa-dosa yang timbul antara keduanya. Apalagi bila selama Ramadhan, si hamba meramaikannya dengan salat, tadarus, dan sedekah.

Dengan lunturnya dosa-dosa itu, sebagai hasil positif puasa Ramadhan, fajar baru mesti menyingsing. Kita terlahir kembali sebagai 'manusia baru', yakni makhluk yang telah menghiaskan dirinya dengan sifat-sifat Tuhan Sang Mahamulia: adil, pemurah, penyayang, penegak kebenaran, dan seterusnya. 

Tanda Gelapnya Hati...

- Berbuat dosa karena selalu mengharapkan taubat
- Berilmu, tetapi tidak diamalkan
- Beramal, tetapi tidak ikhlas
- Rezeki Allah dinikmati, tetapi tidak pandai bersyukur
- Tidak rela menerima segala pemberian Allah
- Mengubur jenazah dan tidak diambil sebagai peringatan 

Akal, Pikiran dan Hati...

Agama kita memerintahkan untuk menggunakan akal pikiran sebagaimana ayat-ayat Al-Qur’an: “Afalaa tatafakkaruun; A falaa tatadabbaruun, dan lainnya”. 
Namun tidak semua yang dihadapi oleh manusia dapat diselesaikan dengan akal pikiran belaka, akan tetapi memerlukan bantuan hati yang bersih. Karena hati yang bersih yang akan menyinari akal manusia, dan jisim manusia menjadi baik karena akal manusia. 
Karena itu benarlah adanya pandangan bahwa 
al-aqlussalim fi jismissalim wa jismussalim fi qalbissalim.

Kurangi tertawa....

Barang siapa banyak tertawa maka sedikitlah wibawanya,
barangsiapa menyepelekan manusia,maka kebanyakan manusia pun akan menyepelekan dia di dalam urusan yg dia ketahui. 
Barang siapa banyak bicara [bicara buruk,seperti ghibah,bicara kotor,kasar dll..],maka gugurlah ia,barang siapa yang gugur,maka sedikitlah malunya,
barangsiapa yang sedikit malunya,maka sedikit pula wara'nya [wara=menjauhi hal subhat dan haram],dan bangsiapa yang sedikit wara'nya,maka matilah hatinya
(umar bin khattab r.a)

Cerita Bijak (4) Kutipan..

BERCERMINLAH,...!!!

Alkisah ada seekor tikus yang mengadu kepada Tuhan. "ya Tuhan mengapa engkau jadikan aku tikus ? aku selalu dikejar-kejar kucing. Jadikanlah aku kucing yang paling kuat supaya aku tidak perlu takut lagi". Tuhan mendengar doanya dan segera "blar" tikus itu menjadi kucing besar yang kuat.

Setelah menjadi kucing, tikus ini merasa bangga dan dia menjadi kucing jagoan. Sampai akhirnya ketemu dengan anjing galak yang ditakutinya.

Tikus ini menghadap lagi pada Tuhan : "oh Tuhan ternyata kucing itu lemah sekali ... coba jadikanlah aku anjing yang paling besar supaya aku bisa aman hidup di dunia ini". Dan Tuhan baik untuk menjadikannya anjing yang paling kuat (rottweiler kali ya ...)

Maka si tikus yang jadi anjing sekarang paling jagoan di kampung itu ..... tapi waktu dia jalan-jalan ke hutan, dijumpainya harimau besar yang sangat mengerikan .... dia lari pontang-panting.
Dalam doanya si tikus berkata "sekali lagi Tuhan ... tolong saya, jadikan aku sebagai raja hutan. jadikan aku harimau supaya aku bisa mengalahkan semua binatang lain".

Tuhan menjawab : "Hai Tikus... selama hatimu tikus, sekalipun... badan jasmani kamu, status kamu, menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun ....? keberanianmu tetaplah tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau.... sehingga sekalipun badanmu tikus, engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".

Dalam kehidupan ini terkadang kita seperti tikus tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki kita selalu ingin menjadi seperti orang lain, selalu iri dengan setiap kesuksesan dan keberhasilan orang lain sementara kita tidak pernah bercermin diri. kita ingin sama dan sukses seperti lainnya kita berdoa setiap hari, Tuhan berikan aku ini, berikan aku itu, tetapi daya juang kita hanyalah sebesar kekuatan tikus. setiap menghadapi masalah langsung mundur teratur... kita berharap yang luar biasa tetapi tetap melakukan hal yang biasa. "Mengharap hasil yang luar biasa dengan tetap melakukan hal biasa adalah suatu kegilaan" Pilihan ditangan kita.... Mau seperti tikus namun berhati seteguh harimau ? atau.... seperti harimau berhati tikus.

Cerita Bijak (3) Kutipan..

JANGAN PERNAH MENYERAH,...!!!

Alkisah , tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan , hubungan , dan berhenti hidup. Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.
"Tuhan, " katanya. "Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?"
 
Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.
"Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?".
"Ya , " jawab pria itu.
"Ketika menanam benih pakis dan benih bambu , Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah.
 
"Pada tahun kedua , pakis tumbuh makin subur dan banyak , tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu. Tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah , " kataNya.
Di tahun kelima , muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis , tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian , bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.
 
"Aku tak akan memberi ujian yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku , "kata Tuhan kepada pria itu.
"Tahukah kamu , di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?"
"Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu."
"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain , " kata Tuhan.
"Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah."
"Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi."
"Saya akan menjulang setinggi apa ?" tanya pria itu.
"Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?" tanya Tuhan
"Setinggi yang bisa dicapainya , " jawab pria itu.
"Ya , benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik, meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu , " kata Tuhan.

Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.

Cerita Bijak (2) Kutipan..

MENJUAL KEPERAWAN-AN...

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa. Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ”

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ‘
” Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..Pikirnya
 ” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
 ” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
 ” Kalau tidak terbukti? ”
 ” Tidak usah bayar …”
 ” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
 ” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
 ” Cobalah. ”
 ” Berapa tarif yang diminta? ”
 ” Setinggi-tingginya. ”
 ” Berapa? ”
 ” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
 ” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
 ” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
 ” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
 ” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
 ” Saya ingin yang lebih tinggi…”
 ” Baiklah. Tunggu disini …” 

Petugas satpam itu berlalu. Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ”
 ” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
 ” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
 ” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.  Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
 ” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.
 ” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
 ” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
 ” Rp.. 6 juta, tuan ”
 ” Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ” 

Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.

Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.

” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.  
" Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara.

Wajah pria itu nampak masam seketika
 ” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.  Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ”

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu. Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
 ” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.   Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
 “Dia masih perawan..”

Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu. Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. 
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak … Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.

Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan

 ” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
 Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …”

(sena putra)

Wanita/Perempuan Muslimah..(5)

WANITA AGAR ENGKAU BAHAGIA,...


Tidak ada kecantikan bagi seorang wanita, tiada pula keindahan, harga diri dan kedudukan kecuali beriman kepada Allah swt. Apabila dirinya tegak di atas jalan ini, maka dia lah wanita yang mendapat petunjuk, diterima amalnya dan menjadi wanita pilihan disisi RabbNya.

Namun, jika dia melepaskan jalan kebenaran tersebut,kafir terhadap Tuhannya, mengingkari agamanya dan melepaskan tuntutanNya, maka dia lah cermin kepada wanita yang murahan, hina dan terbuang.

Pada saat itulah sinar kecantikan seorang wanita mula menghilang, walau berkalung gugusan bintang di langit, meskipun bermahkota bintang gemini dan matahari terbit di keningnya.

Wahai wanita muslimah yang jujur, wahai wanita mu'minah yang selalu kembali kepada Allah.

Jadikanlah dirimu itu seperti sepohon kurma. Jauh dari keburukan, menjulang tinggi menghindar dari sifat mengangau. Dilempar dengan batu dia menjatuhkan buahnya, tetap hijau pada musim panas mahupun dingin dan memberikan manfaat kepada sekalian manusia.

Jadilah engkau orang yang menjauhi perkara-perkara yang rendah, keperibadianmu terjaga dari segala pola hidup yang menipu rasa malu. Ucapanmu adalah zikir, pandanganmu melahirkan ibrah, diammu adalah berfikir.

Saat itulah engkau mendapatkan ketenangan dan akan diterima oleh penduduk bumi. Tercurah segala pujian yang baik-baik, doa yang jujur dari semua makhluk, dan Allah swt akan menjauhkanmu dari awan kesempitan, bayang-bayang ketakutan, dan gumpalan kekeruhan.

Tidurlah berbantalkan curahan doa orang-orang mu'min, lalu bangunlah untuk meraih pujian yang ditujukan kepadamu. Saat itulah engkau mula menyedari bahawa kebahagiaan bukan terdapat pada simpanan harta, kad kredit dan kereta, rumah yang bagaikan istana, mahupun pada kasih nya seorang manusia, namun pada ketaatan terhadap Zat Yang Maha Terpuji. Kedamaian hidup bukan pada hiasan keduniaan, bukan pula mengabdi kepada hamba, namun kepada kepatuhan terhadap Zat Yang Maha Mulia.

Pesanku, jadilah seorang wanita yang bermaruah, yang punya kedudukan tinggi di sisi Tuhannya. Di mana namanya sentiasa disebut-sebut dalam kalangan para malaikat, dan yang berjaya memperoleh cinta yang Teragung, iaitu cintanya Ya Rabb lantas menjadi wanita yang paling bahagia di dunia. 

Sumber : Laa Tahzan

Wanita/Perempuan Muslimah..(3)

PERCAKAPAN GADIS DENGAN IBUNYA,...

Seorang gadis pernah bertanya pada Bundanya, bagaimana memilih lelaki sejati?
Bundanya menjawab, Nak…
  • Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya….
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa…
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya…
  • Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…
  • Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…